indoPetroNews- Terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) belum dapat diprediksikan akan membawa angin segar bagi industri hulu minyak dan gas bumi (migas). Mengapa?
“Agak terlalu dini untuk melihat dampaknya seperti apa terhadap perkembangan industri migas,” kata Widhyawan Prawiraatmadja mantan anggota dewan komisaris perusahaan perseroan (Persero) PT Pertamina (Persero) kepada wartawan, Selasa (15/11/2016) di Jakarta. Perlu dibedakan antara retorik kampanye dengan kebijakan negara.
“Contoh yang kita lihat sekarang adalah soal Obamacare. Di Kampanye Trump bilang akan merombak total, tetapi sekarang bahasanya adalah akan mempertahankan apa yang sudah baik dan menyempurnakan yang belum baik,” katanya.
Widhyawan mengakui bahwa Trump sebagai Presiden mempunyai kekuasaan cukup besar tetapi Presiden Amerika pun tidak bisa keluar dari proses pengambilan keputusan yang melalui berbagai filter baik di pemerintahan maupun Kongres dan Senat. Yang terakhir (misal hasil COP21) yang perlu juga diperhatikan.
COP adalah kesepakatan global Conference of Parties, pertemuan tahunan yang menjadi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim. Total 195 negara tergabung dalam konferensi ini. Ini adalah pertemuan ke-21 (COP21), sejak pertama pada 1995 di Berlin.
“Kita tidak bisa mengambil kesimpulan sekarang. Kita tunggu bagaimana tim transisi bekerja, kemudian bagaimana pemerintahan baru dibawah Trump seperti apa dan baru kita lihat orientasi kebijakannya, khususnya bidang migas, kemana arahnya,” tandas Widhyawan. (Sofyan)
Home »
kebijakan migas Trump
» Kebijakan Trump Soal Migas Belum Jelas Kemana Arahnya
Kebijakan Trump Soal Migas Belum Jelas Kemana Arahnya
Written By Indopetronews on Wednesday, 16 November 2016 | 10:03
Labels:
kebijakan migas Trump

